Memaafkan, satu kata simpel namun sulit sekali mengimplementasikan dalam kehidupan. Memaafkan dalam dunia Hipnoterapi dikenal sebagai teknik Forgiveness Therapy yang merupakan terapi pengampunan. Pengampunan terhadap siapa ? Pengampunan terhadap pihak-pihak yang mungkin pernah berbuat kesalahan terhadap diri Klien. Permasalahan timbul apabila seorang Klien tetap bersikukuh tidak mau memaafkan orang tersebut. Mungkin Anda yang membaca artikel ini juga masih merasa dendam terhadap seseorang, dan bahkan bila teringat namanya saja hati sudah panas bukan kepalang.
Forgiveness Therapy merupakan salah satu teknik favorit saya dalam melakukan terapi terhadap klien, terutama jika menghadapi klien dengan kasus stress yang tidak jelas penyebabnya. Filosofi dari metode ini sangat luar biasa, yaitu memandang bahwa pada dasarnya manusia adalah netral. Mahluk yang seharusnya bersih dan baik, tidak menyimpan dendam dan kebencian kepada orang lain seperti bayi baru lahir. Jika seseorang menyimpan benci atau dendam kepada seseorang, maka pikiran bawah sadar akan bereaksi dan memunculkan berbagai simptom, misal depresi. Secara sederhana dapat dipahami bahwa simptom ini justru merupakan alarm bahwa ada ketidak-selarasan dalam diri yang bersangkutan.
Perlu digarisbawahi bahwa menyimpan kesalahan orang lain, dendam, marah, benci, muak yang berkepanjangan merupakan penyebab utama dari banyak penyakit Psikosomatis. Psikosomatis merupakan suatu penyakit fisik yang diebabkan oleh pikiran. Oleh karena itu, banyak sekali kasus fisik, mental, yang sembuh hanya dengan mengampuni. Sekali lagi MENGAMPUNI. Teknik Forgiveness Therapy dimaksudkan untuk membawa klien / seseorang mengalami keajaiban pengampunan / memaafkan. Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain yang bertujuan bahwa masalah benar-benar tuntas.
Pernah suatu ketika Saya menangani Klien yang kebetulan teman sendiri yang datang mengeluhkan sakit maag yang sering di deritanya. Dia menceritakan bahwa jika maag nya sedang kambuh, maka seluruh aktivitas menjadi terhambat total. Ketika meminum obat, memang sembuh, namun beberapa hari kambuh lagi dan lagi. Saat itu langsung Saya bertanya “Apakah maag tersebut kambuh saat kamu banyak pikiran atau ketika lelah?”, dia spontanitas menjawab “iya”. Karena Saya sudah sering menghadapi kasus maag, maka Saya langsung bertanya, “Apa kamu memiliki dendam atau marah terhadap seseorang sampai saat ini?”. Ia terdiam dan menjawab “iya”. Lalu saya mengatakan kepada teman tersebut, “Apakah kamu bersedia memaafkan orang itu demi dirimu sendiri? Saya yakin Kamu langsung sembuh”. Dia menjawab “Sebentar, mengapa Saya harus memaafkan orang yang telah membuat hidup saya menderita saat itu, sakit hati ini mas”. Berangsur-angsur ia menangis dan menceritakan semua masalahnya tersebut. Ibarat Akar, dendamlah akarnya dan maag sebagai buahnya. Untuk sembuh dari penyakit Psikosomatis ini, klien harus benar-benar memaafkan orang tersebut.
Lalu Saya bangkit dan menjelaskan, “Begini mbak, Memaafkan bukan berarti melupakan, memaafkan tidak harus memberitahukan, memaafkan adalah untuk kenyamanan diri sendiri, memaafkan bukan berarti menyukai orang yang telah bersalah, memaafkan bukan berarti mengijinkan kembali kesalahan untuk terjadi, namun memaafkan untuk diri mbak sendiri. Apa yang telah terjadi, yakinlah bahwa itu sudah menjadi kehendak Tuhan YME, semuanya mengajarkan agar mbak lebih sabar dan Ikhlas dalam menghadapi kehidupan untuk lebih berhati-hati di kemudian hari. Buat apa terus-terusan memendam dendam dan benci, toh Tuhan aja memaafkn umatnya sebesar apapun dosanya”. Lalu dengan raut muka sedikit cerah ia menjawab, “iya mas, saya mencoba memaafkan”. Lalu Saya lakukan terapi seperlu nya, dan setelah selesai benar-benar ajaib. Sakit di perut berangsur-angsur sembuh dan ia merasa lega telah mengeluarkan energi negatif “dendam dan marah” tersebut. 
Dua bulan kemudian Kami bertemu, dengan raut muka gembira dia menceritakan bahwa Maag nya sudah tidak kambuh lagi dan dia menceritakan samasekali tidak memiliki dendam terhadap orang yang dulunya telah menyakitinya di masa lalu. Dalam kasus ini, mbak tersebut hanya membutuhkan sekali terapi saja dan langsung sembuh, kenapa bisa terjadi? Karena mbak ini sudah percaya untuk sembuh dengan pengampunan / memaafkan setelah saya jelaskan sebelumnya. Kembali lagi pada Konsep Hypnotherapy, bahwa untuk menghasilkan hasil yang maksimal pasca terapi, maka klien harus benar-benar punya semangat dan kemauan yang besar untuk sembuh.
Bagi Anda dan Pembaca Artikel yang budiman, cobalah Anda ikuti tips dibawah ini. Memaafkan juga akan menenangkan Anda yang setiap hari merasa gelisah tanpa sebab, galau, takut, kawatir, dll. 
Berikut alasan mengapa seseorang harus memaafkan:
  1. Jika kita tidak mau mengampuni / memaafkan seseorang, itu berarti seumur hidup kita terus menggendong orang tersebut beserta kesalahannya. Hal ini malah menjadi beban untuk jiwa kita; 
  2. Memaafkan bukan berarti melupakan orang tersebut; 
  3. Memaafkan tidak harus memberitahukan / bertemu langsung; 
  4. Memaafkan adalah untuk kenyamanan diri sendiri; 
  5. Memaafkan bukan berarti menyukai orang yang telah bersalah; 
  6. Memaafkan bukan berarti mengijinkan kembali kesalahan untuk terjadi; 
  7. Jangan pernah menyimpan kesalahan orang lain, atau kebencian, apalagi dendam terhadap seseorang. Langsung hilangkan dalam pikiran, maafkan, maafkan, maafkan.